Shifa, Difa dan Lifia
menyandarkan punggungnya di tembok belakang kost’n mereka yang hanya di sinari
lampu 5 watt malahan terkadang mati total. Pada siang hari ini seperti hari minggu
ini adalah adat biasa mereka yaitu mengarang sebuah karya sastra modern berupa
novel,cerpen, maupun lainnya. Di tempat sempit berukuran 3mx10m ini mampu
menuangkan inspirasi mereka, begitu sunyi dan tenang hingga mereka mampu
menghabiskan waktu hingga tak disangka.
Haluan ketiga remaja ini
memanglah berbeda, Shifa lebih suka menggoreskan tinta-tinta makna kehidupan
motivasi dalam karya sastra, Difa selalu menuliskan apapun yang di lihatnya
bahkan dia melihat kecoa lewat ajah mampu dia tuliskan sebuah fabel, dan Lifia
mengutamakan batinnya dalam menyoret karyanya. Namun,,jangan salah perbedaan
inilah yang membuat mereka menyatu, sudah banyak novel yang mereka terbitkan
dengan metode duet, hasilnya?it is amazing. Hampir seisi kampus mengenal mereka
karena karya-karya mereka. authrioFia adalah sebutan mereka yang kepanjangannya
adalah Author Tiga Fia....
Beberapa novel duet Authrofia :
-
Jomblo Duren ( Empang sang wanitaku)
Novel ini bergenre
comedy classic, dimana para tokohnya dengan nama berbau jaman penjajah. Inti
dari novel ini adalah seorang lelaki yang superOon. Sebut saja lelaki itu
dengan Gendles (bukan Dendles lho),kisahnya dimulai dengan Gendles mencintai
seorang anak pemilik empang, kekonyolan hadir karena perjuangan Gandles tuk
mendapatkan hati sang wanita yang di sukai seperti apa yang di kehendaki ayah
dari wanita tersebut dan banyaknya karakter-karakter tokoh yang pasti membuat
perut semua orang tertawa. Bahkan seorang ibu yang hamil 9bulan 10hari pun
pasti langsung melahirkan.hehehe
-
Sunrise the flowers
Kisah ini diangkat
dari kisah realita seorang Dosen yang pernah mengajari mereka dalam berkarya.
Banyak nilai edukasi dalam novel ini,,kisah perjuangan seorang anak miskin yang
selalu di caci bahkan di tinggal orangtuanya di sebuah kereta api karena orang
tuanya tidak lagi mampu membiayainya. Beribu tissu pasti akan anda butuhkan
jika anda membaca novel mereka ini. Ending dari novel ini adalah perubahan
nasib anak yang selalu di anggap sial ini menjadi gadis cantik yang di incar
oleh siapapun Dan gadis cantik tersebut menjadi seorang akademisi yang
supergenius.
-
Embun dunia maya
Sebuah penggabungan
yang sangat cocok dari aliran authrioFia yang berbeda. Kisah cinta yang begitu
semerbak penuh tragedi, khayalan, dan jeritan kasih sayang. Siapapun akan
tergugah hatinya jikalau membaca novel ini. Dengan pengguanaan kalimat romantis
dan penyisipan bahasa eropa membuat novel ini semakin hidup. Embun tidaklah
hidup maupun mati tapi dia hadir dikalau kau mampu meresapinya (puisi yang
terdapat dalam novel tersebut).
..................
“perasaan kita belum
pernah duet untuk novel berbau mistic dech..”ucap shifa.
“tapi,,masing-masing
dari kita kan udah pernah terbitin cerpen-cerpen horor tahu!!” jawab Lifia.
“udahlah nggak usah
berantem..kita selesaian ajah yang udah di prepare-in..” Difa melerai.
Shifa menggaruk
kepalanya yang tidak gatal itu.
“kenapa???jangan bilang
5jam nongkrong disini loe belum dapet apa-apa!!” selidik Difa pada Shifa.
Shifa Cuma
cengar-cengir nggak jelas. Livia ikutan latah dengan menggeleng-geleng
kepalanya.
Suasana hening
kembali. Semuanya tertuju pada laptop masing-masing.
“wooyy malahan online,
emang loe udah selesaian cerpen buat koran harian Indonesia Jaya” tanya difa.
“hlaaa...bosen
plend...udah nggak ada inspirasi. Mungkin ajah dengan OL gue bisa dapat ilham
buat nulis” Ngeles Shifa.
Shifa yang
notebene-nya suka menulis cerpen edukasi membuat sebuah perusahaan koran
menunjuk dia tuk menjadi karyawan tetap dalam membuat cerpen edukasi dan
menyaring karya-karya yang masuk dalam perusahaan tersebut.
“loe ngapain Li..koq
serius banget” Shifa penasaran dan mendekati Livia.
Shifia mendekatkan matanya
pada monitor laptop Livia. Shifa tampak bingung.
“iih mending gue
online terus browsing..daripada ne limpiung Cuma buka latop bahkan nggak di
ON-in. Jangan-jangan loe setres ya coz kita kan tiap minggu disini padahal
remaja seumur-an kita biasanya nongkrong di mall.” Shifa menunjuk-nunjuk ke
wajah Livia.
Tiba-tiba Livia
berdiri. Laptopnya kini udah standbby di tasnya dan tlah di gendongnya.
“skiped or stoped” livia
bercak pinggang.
“maksud loe apa my
limpiung sayang??” Difa nggak ngerti. Limpiung adalah panggilan Livia.
“nggak usah blaga cuek
dech. Gue udah tahu rencana loe” aneh livia sembari melirik Shifa.
“napa loe???maksud loe
apa??nggak usah nyolot loe?” shifa berdiri dan ikutan bercak pinggang.
“hey..perasaan kalian
berantem mulu. Apa sich yang kalian rebutkan?cowok?” Lerai Difa.
Ketika ketiganya
berdiri dan saling berhadapan justru Livia mengeluarkan perkataan.
“Shifa balikan ama
Firman lho...kemarin mojok di perpustakan.ahay m2m” Livia membalikan badan dan
berlari.
“sumpah loe..waw it’s
magic”ujar Difa ikut ngece.
“Dimplung....Limpiung..awas
yua kalian” teriak Shifa. Persahabatan mereka lebih suka di panggil telimpung
yaitu Telu Lempung(bahasa ngoko jawa) yang berarti tiga lapisan tanah yang
berbeda namun,menjadi kuat dan berguna ketika bersatu.
..............
“hmm...sorry nggak
sengaja nabrak coz lagi buru-buru neh” Firman merapikan buku shifa yang jatuh
karena Firman berlari dan menabraknya.
“koq loe dari arah
fakultas kedokteran sich??bukannya loe anak bahasa??” tanya shifa.
“hah???nggak penting!!!”
Firman mendadak sewot.
Firman langsung
berlari seperti di kejar-kejar sesuatu. Shifa hanya bengong liat kelakuan
mantannya yang semakin aneh.
“cieee....sampe
bengong ngeliatin sang mantan.ahaha” Livia muncul di belakang Shifa.
“loe...mikirnya gitu mulu,
nggak asik dech. Tahu nggak Li,,koq dia makin aneh ajah ya..semenjak
orangtuanya meninggal. Aku begitu ingin menemani kesedihannya malahan di
putusin” curcol Shifa.
“mungkin dia mempunyai
suatu alasan yang belum bisa di katakan ke Loe “ Livia merangkul bahu
sahabatnya itu.
“maybe,,i think that
so may be....”belum kelar ucapan shifa.
“eeeeeeemmmm.......”
seperti biasa yang memotong Difa. Nggak tahu dari mana wujudnya udah ada di
samping Shifa dan Livia.
“aaah reseh loe...ke
kantin aja yukzz” ajak Shifa.
Mereka melupakan
sejenak tentang keanehan Firman. Hp Shifa berbunyi.
“guys..kalian ke
kantin dulu,,gue mau ke rektor bentar” ucap shifa.
Difa dan livia
mengangguk.
Kaki shifa melangkah
dan kaki kirinya terasa ada yang menempel di sepatunya. Shifa menunduk ke
bawah. Dilihatnya kertas dengan bahasa Perancis.
“udah tulisan pake
bahasa yang nggak ke baca..acara font color warna merah lagi..tapi,,hebat juga
print’nya soalnya warna merahnya persis banget darah” shifa ngedumel.
Perasaan shifa mulai
nggak enak. Shifa membalikan badan dan berharap yang terasa ada yang lewat itu
adalah mahasiswa lain. Tak di dapati seorang pun di sana..shifa merasa ada
sesosok di sampingnya. Dia menoleh..dilihatnya bayangan yang sangat besar. Dia
memincingkan matanya ke arah belakang...ada bayangan dirinya.
“lalu..bayangan yang
sangat besar itu apa??perasaan nggak ada orang di sini selain gue dech!!”pikir
shifa.
Tiba-tiba Tangan shifa
di tarik oleh seseorang. Shifa ingin menolak tapi,kekuatannya tak sebesar
tangan yang menariknya. Shifa mengikuti cepatnya langkah yang menarik tangannya
itu. Meskipun terpuncal-puncal tapi,,shifa tetap ikut. Hingga akhirnya shifa
lelah.
“stoooooooooop!!!!!!!!!!!!!!!mau
dibawa kemana gue.kasar banget sich loe!!”bentak shifa.
“kembaliin kertas
gue..nggak usah hadir dalam hidup gue lagi. Ngerti loe!!” jawab penarik itu.
Shifa menyerahkan
kertasnya, tanpa berterimakasih penarik tersebut langsung pergi meninggalkan
shifa dalam kebingungan.
...........
“guys..mau bantu gue
nggak??”tanya shifa.
“bantuin apaan??”kompak
difa dan livia.
Shifa menceritakan
segala kepenasarannya dan strategi dektetifnya itu.
“aaah ogah ah...”tolak
Difa.
“plizz donx..loe kan
anak bahasa pasti loe ngerti kata bahasa Perancis”rayu shifa.
“hmm..tapi,,gue punya
firasat nggak enak lho guys”tambah livia.
“kalian nggak mau kan
lihat gue frustasi karena hal itu” rengek shifa.
Livia dan Difa nggak
tega liat shifa sampai minta segitunya. Shifa yang biasanya minta dengan
blak-blakan dan nggak pake merengek...terlihat berbanding terbalik dengan permintaannya
kali ini. Mereka akhirnya bersepakatan untuk menuruti keinginan shifa.
...........
“lho perasaan kamu
tabrakannya ama Firman dech..koq yang minta kertas itu si Eza sich. Hmm,,ada
yang ganjal nech” Difa merumuskan masalah.
“perasaan gue mengatakan
bahwa ada sesuatu di antara mereka” Livia mulai bicara.
Shifa hanya
menggeleng-geleng nggak ngerti. Shifa melihat seluruh sudut kantin.
“guys,,itu Firman”
tunjuk shifa.
Mereka beertiga
serentak memandang Firman. Dari fisik Firman terlihat matanya sangat sayup dan
menampakan kelelahan. Firman juga mempunyai mata merah sejak dahulu. Shifa
memang pernah menanyakannya namun,firman selalu menjawab dengan tatapan hangat
dan senyuman hingga shifa sadari tak perlu lagi menanyakan hal itu.
“guys..firman ke arah fakultas
kedokteraan kayanya” ujar livia.
“kita nggak usah
buntuti dia bareng-bareng” lugas shifa.
Difa dan livia melihat
shifa dengan tatapan aneh. Shifa membagi tugas.
“key..gue ngerti”
livia pergi.
“ gue jua” difa pergi.
.......
Di ruang fakultas
kedokteran
“loe ngapain ke kelas
gue..pengen jadi dokter nggak kesampaian yua??” celetuk livia.
Firman nampak kaget.
Dia tak menjawab sepatah katapun. Dia malahan berlari.
“iiuh aneh banget..perasaan
dulu tuh anak welcome banget dech. Mentang-mentang udah putus ama shifa eeh
malahan musuhin gue jua.” Gumam livia.
Di ruang fakultas
bahasa dalam waktu yang sama
“loe tukeran posisi
ama Firman apa??loe yang jadi anak bahasa terus Firman jadi anak
kedokteran??tapi,,ngapain pake acara ngumpet segala..kaya kucing nyari tikus
ajah” cerwet Difa.
“firman ke kelas
gue??”tanya Eza.
Difa hanya
menggangguk.
“brengsek!!!” tangan
eza menggenggam dan menjotosi tangannya sendiri.
“kenapa???”tanya Difa.
“nggak apa..thank.
eapz,,tolong bilangin ke Shifa..kalau dulu gue deketin dia karena dia pacarnya
Firman.”akhiri Eza.
................
Di kos’n livia dan
difa mulai melaporkan pengintaiannya pada shifa.
“huuh....gitu.
tapi,,gue masih penasaran dengan arti yang dikertas itu” ucap shifa.
Hp shifa berdering..
“haloow.. tumben
telfon.. ouwh.. udah diminta Eza kemarin lusa” nada shifa datar.
Shifa menutup
telfonnya.
“siapa??”tanya difa.
“Firman...dia Cuma
tanya kertas itu...kayanya kertas itu mengandung makna sesuatu antara eza dan
Firman dech” papar shifa.
Hp shifa bergetar
kembali. Di dapati sms dari Eza.
Loe pengend tahu
semuanya kan??antara gue dan firman. Jam 12malam kurang sepuluh menit gue
tunggu loe di depan lapangan basket kampus
Shifa bingung harus
membalas apa..dia bertanya pada dua sahabatnya itu.
“gue pasti
dateng!!”tegas shifa.
“gila loe. Pokoknya
loe nggak boleh dateng.” Larang livia.
Hp shifa bergetar
kembali.
Loe harus dateng
sendirian dan pastiin loe nggak bawa seorang pun
“keeyy loe boleh pergi
tapi,kami ikut. Minimal kami buntutin loe sampe gerbang kampus. Kami takut loe
kenapa-kenapa” ucap difa.
“nggak..gue harus
sendirian”shifa bersikeras.
“gue pergi guys..gue
harap kalian nggak ngikuti gue..gue Cuma pengen semua teka-teki ini berhasil
gue isi dengan baik..love you,guys” pamit shifa.
“shifaa..loe nggak
boleh bilang gitu dech kaya mau pergi selamanya ajah. Gue punya felling yang
buruk nech” kata livia hampir nangis karena takut apa yang akan terjadi dengan
sahabat yang di sayanginya itu.
“loe bawa ini..” difa
memberikan kamus bahasa Perancis.
Shifa tersenyum. Shifa
memang udah beberapa hari ini belajar bahasa Perancis ke difa demi mampu
mengartikan makna dalam kertas tersebut.
Di lapangan basket
kampus...
“gue dateng
sendirian..gue minta penjelasan dari loe” ucap shifa.
“masuklah dalam bintang
ini...kau akan lebih dari tahu” kata Eza.
Shifa masuk ke daerah
bintang yang tlah dibuat Eza. Sekelilingnya penuh dengan lilin. Ada tulisan-tulisan
perancis nggak jelas. Belum sempat shifa mencari artinya di kamus pemberian
difa. Kamus tersebut di rebut eza.
“loe nggak perlu kamus
ini..cukup loe memilih antara menjadikan loe seperti gue dan firman atau loe
jadi sumber kelamaan hidup gue” eza memberikan dua pilihan.
“maksud loe??” shifa
mulai nggak ngerti. Shifa nyoba keluar dari daerah bintang tersebut
tapi,,hasilnya nihil.
“loe nggak akan bisa
lepas dari semua ini.hahahhahha” eza berkata bak seorang raja yang menghina
prajuritnya.
Waktu nunjukin 7 menit
lagi..pukul 12.
Eza mulai
berkomat-kamit dengan bahasa perancis..
Le dieu grec,,
j’appelle les domestiques
ve’cu une vie de piercing corps alie,
mon louijuste pour
vous
(sang dewa yunan,aku memanggilmu sang abdi hidup
menusuk raga nyawa beraliran kabutmu,ku sembahkan dia hanya tukmu)
Di kamar kost’n dalam
waktu yang sama
“difa...loe sms firman
gih..gue punya perasaan nggak enak banget. Kita lebih baik nyusul shifa. Hp’nya
mailbox lagi ne shifa. Cepetan” panik livia
Difa sms firman. Dalam
waktu semenit firman sudah ada di depan kost’n mereka.
“loe koq cepet banget.
Ayukzz..kita langsung nyusul shifa” kata difa sambil mengunci pintu kost’n.
“kalian bego banget
sich biarin shifa sendirian temui eza. Kalian cepet pegang tangan gue” firman
mengadahkan kedua tangannya.
Livia dan difa yang
bingung langsung memberikan tangannya di tangan firman.
Seperti angin
topan..firman berlari dengan mengangkat tangan livia dan difa hingga tubuhnya
naik di atas tanah. Entah firman berlari atau terbang yang pasti dalam hitungan
detik mereka tlah berada di lapangan basket.
Firman tiba-tiba
menendang tubuh eza. Eza langsung menghentikan ritualnya.
“brengsek loe..loe
juga butuhin shifa buat jadi tumbal loe..hah??” tuding eza.
Tanpa memperdulikan
omongan eza. Firman berkomat-kamit juga..dan firman masuk dalam daerah
bintang..di bopongnya shifa yang telah hampir matang karena lilin tadi tlah
berubah menjadi obor setinggi 5 meter.
Di lepasnya jaket
firman dan dia pakaikan pada shifa. Firman menitikan airmatanya hingga shifa
membukan matanya. Tersenyumlah shifa pada firman. Terasa sangat kehangatan yang
diberikan firman. Tatapan firman membuat shifa ikut menitiskan airmata.
Obor-obor tersebut tiba-tiba mati.
Eza melemparkan
sebilah pisau pada keduanya. Settt...tangan firman menangkapnya. Tangan firman
berdarah. Di kembalikan pisau tersebut pada eza. Pisau menacap pada kaki kiri
eza.
“tanganmu berdarah”
panik shifa.
Firman tak menjawab.
Dia mengelus rambut shifa lalu mencium kening shifa. Dia membisikan sesuatu di
telinga shifa “i am still and keep love you ever after”.
Shifa balik membisikan
di telinga firman”me too..i am really love you too”.
Baaaak...panah
mengenai punggung firman. Firman berdiri denga segala kekuatan cintanya. Dia
melepaskan panah yang mengenai tubuhnya lalu dengan berkomat-kamit dia menjadi
segar kembali.
“ Pour la premieere et
la de’rnieere le die du feu je vous i’avoue sans Dieu(untuk pertama dan terakhir kalinya..sang dewa api ku lontarkan aku
bertuhan padamu..)” teriak firman.
Firman berubah menjadi
cahaya merah seperti api yang menggelegar. Eza tak mau kalah..dia mengatakan.
“Tuhanku..akulah yang
setia padamu,,aku abdimu yang kekal dibandingkan dia”
Eza berubah namun dia
menjadi kabut hitam..tampangnya yang cakep berubah menjadi manusia setan.
Mereka berdebat
hebat...
Difa dan livia
membantu shifa berdiri..di raihnya juga kamus. Akhirnya mereka mengerti mantra-mantra
yang firman dan eza katakan. Shifa menangis..perasaannya sungguh campur aduk.
“kau kan lenyap...”
teriak eza. Eza menyemburkan badai siklon berwarna hitam pada firman.
Firman terjatuh dari
ketinggian yang sangat tinggi. Dia menjadi manusia normal lagi. Dengan sisa
kekuatannya Firman berdiri.
“rasakan ini..” kata
eza lagi. Eza mengerahkan angin kencang pada firman hingga firman terhempas dan
menabrak ring basket. Firman tersungkur.
“kau akan mati”
diangkatnya firman oleh eza.
“loe yang akan mati”
shifa menyinarkan lampu terang dengan brightness tinggi dari layar hp’nya.
“aaaawh..” kabut hitam
eza redup..dan firman jatuh ke lantai lapangan basket.
Ketika eza ketakutan
akan cahaya dari hp shifa tiba-tiba hp shifa low..dan marahnya eza keluar.
Dia terbang dan
mencekik leher shifa..shifa tak mampu menahan kekuatan eza.
Firman mengeluarkan
segenap tenaganya. Dia menggaung seperti serigala namun dengan kabut cahaya
merah. Dia mencabik-cabik eza hingga eza pingsan. Di tangkapnya shifa yang
jatuh karena gravitasi bumi.
“kalian lebih baik
pulang” diserahkan shifa pada livia dan difa. Tapi,,shifa tersadar.
“gue nggak mau
kehilangan loe lagi...” suara shifa terdengar sangat lemah.
“aaaaaaaahhhh..”
firman berteriak..ternyata eza menyemburkan air mineral yang ada di tas difa
pada firman(difa memang sengaja membawa air mineral dimanapun ia berada karena
dia mudah dehidrasi).
“firmaaaannn...”
teriak shifa.
Kini firman tak
sadarkan diri..dalam pingsannya dia hanya melihat kebahagiaan-kebihagiaan yang
dia rajut ketika bersama shifa.
Ketika eza akan
menggorok firman dengan gergaji yang di letakannya di bawah pohon. Ada cahaya
dari hp Livia..bahkan difa jua menyalakan senter.
“brengsek..kalian ikut
campur” eza berlari ke arah difa dan livia.
“firmaaan..bangunnnn....tolong
aku” ucapan shifa terdengar dalam ketidaksadaran Firman. Firman akhirnya
terbangun.
“ezaaaaaaaaaa.......”
firman berteriak sambil mengucapkan mantra.
Firman mengambil
gergajih,,,di goroknya menjadi kedua badan eza. Namun,,tubuh eza menjadi satu kembali.
Firman berlari ke arah
shifa. Diambilnya kipas angin mini dari kantong jaket yang dikenankan shifa.
“semuanya ciptakan
angin dengan apapun” perintah firman.
Friman menyalakan
kipas angin baterai, shifa mengibas-ibaskan jaketnya, livia mengibaskan sweeternya
dan Difa berlari ke arah belakang ruang musik..dekat lapangan basket..dia
pecahkan kaca dan di gotongnya AC yang di nyalakan dengan diesel. Semuanya
tertuju pada eza.
“aaaaaaaaaaaaaahhhhhh...”
eza tak berkutik. Eza menjadi manusia normal. Dengan kecepatan kilat Firman
tlah memegang bensin. Di siramkan pada eza dan tubuhnya sedkit mendekati
eza..hingga tersulutnya api. Firman berkomat-kamit dan dia menjadi manusia
normal. Musnahlah eza dari bumi ini beserta abunya.
................
Di belakang kost’n...
“ngapain friman
kesini..” tunjuk livia pada kedatangan firman.
“muuph ganggu kalian.
Gue Cuma pengen jelasin semua ama kalian.” Jelas firman
Difa,livia dan shifa
memandang tajam pada firman. Firman mulai bercerita.
Firman lahir
dikeluarga penyembah dewa yunan. Dia hidup sebagai anak yang bisa dikatakan
kurang normal. Dia mempunyai kelebihan seperti berlari dengan cepat, berubah
menjadi api, kekuatan yang sangat besar dan banyak lagi. hidupnya selalu pindah
karena dia dulu belum bisa mengendalikan kelebihannya sehingga semua orang
disekitarnya menjadi ketakutan.
Firman pernah tinggal
di nusa tenggara timur,,rumahnya bersebelahan dengan rumah eza. Awalnya mereka
bersahabat namun,berbeda ketika ayah eza mengurung firman dalam kamar eza untuk
dijadikan tumbal. Diluar dugaan keluarga eza jua penyembah dewa yunan,,para
penyembah dewa yunan memang tak pernah akur karena jika terjadi kekerabatan
maka kehidupan mereka menjadi tidak kekal. Beruntung ayah firman mempunyai
indra keenam sehingga firman tak menjadi tumbal. Akhirnya orang tua ezalah yang
ke makan dengan mantranya sendiri dan meninggal dunia.
Firman dan keluarganya
pindah ke surabaya namun,,apa daya ternyata eza membuntuti mereka tuk balas
dendam. Ketika firman berpacaran dengan shifa,,eza mendekati shifa tuk memulai
balas dendamnya. Keluarga firman hidup selayaknya manusia normal dan mereka tak
ingin menggunakan kekuatan yang mereka miliki. Namun,eza mengendap ke keluarga
firman dengan mengatakan bahwa dia adalah sahabat firman..ketika itu jua dia
melenyapkan orang tua firman. Hingga firman mengakhiri hubungan dengan shifa
agar shifa tidak menjadi buruan eza.
Setiap penyembah dewa
yunan hanya mampu musnah dengan cara di bakar sehingga eza tak kan pernah
muncul lagi.
Panjang lebar firman
menceritakan hingga terjadi kejadian semalam.
“memang nggak
seharusnya gue ada dalam hidup loe” shifa berbicara.
“nggak gitu maksud
gue..Cuma loe yang gue punya..sorry maksud gue..”firman menghentikan
perkataannya.
“tapi,,gue nggak rela
sahabat gue ini ama loe. Loe tuh nakutin,,bukan manusia normal” larang difa.
Livia mengangguk juga.
Shifa mengernyitkan keningnya.
“gue udah normal. Gue
kan semalam bilang TERKHIR KALINYA memanggil dewa yunan. Jadi,,gue udah total
sembuh menjadi manusia api atau sejenisnya” firman membela diri.
“lalu apa loe jamin
nggak akan lukain sahabat gue lagi” sergah livia.
“JAMIN 100%” firman
mengembangkan senyumannya.
“gue nggak mau..”jawab
shifa.
Semuanya melihat ke
arah shifa. Namun,,shifa pergi meninggalkan mereka. Mereka mengejar shifa
hingga terhenti di dalam kost’n.
“kenapa???” tanya
firman.
“gue mau ama
loe..tapi,,bikinin jaket anti api buat gue..coz ini udah rusak” jawab shifa
mempaparrkan jaket yang diberikan firman semlam.
Mereka tertawa dengan
polah shifa.
Akhirnya Difa,livia
dan shifa menuangkan tragedi yang telah mereka alami dalam buku yang akan
mereka terbitkan dengan judul...L’amour n’est pas pour i’amour de dieu grec
(CINTAKU BUKAN DEMI
DEWA YUNAN)
THE END
karya Celine Santoso
Cerpen fantasi ini ditulis ketika saya SMA (tahun 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar