Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 Juli 2016

Longing for SEPTEMBER

Longing for SEPTEMBER


Hari yang indah bukanlah diwaktu kamu tertawa lebar
Hari yang indah adalah ketika hatimu merasa damai
Hari yang membahagiakan bukanlah hari diwaktu orang lain melihatmu tersenyum
Hari yang membahagiakan adalah ketika wajah dan hatimu tersenyum bersamaan

Aku menutup mata sejenak. Gedung putih, dress putih, sahabat yang berdatangan, keluarga yang berkumpul, doa yang terberkati, wajah yang cantik dan tampan. Lalu apa yang salah dengan momen ini?
Aku menghirup udara, menahannya untuk beberapa saat dan menghembuskannya perlahan. Perasaanku goyah. Aku mencoba merenungkan diri di hari yang bersejarah ini.
......................................................................................................

September 2012
Pertemuan dapat terjadi dimanapun
Pertemuan dapat terjadi kapanpun
Pertemuan dapat terjadi dengan siapapun

Namun bagiku, pertemuan saat ini, disini dan denganmu adalah pertemuan terindah
Tanganku menggandeng seorang lelaki yang notebene-nya adalah sepupuku. Dia berhasil menarikku ke gedung pernikahan. Sebenarnya bukan tanpa sebab, dia menawarkan uang jajannya satu minggu, jadi aku sekarang disini, di pernikahan yang tidak ku kenali pemeran utamanya.
“kenalin ini sepupuku, Olivia. Liv, ini Fandy, temen kampusku”
Saat aku menatap lelaki yang berdiri didepanku, aku merasakan hal aneh tetapi nyaman. Ada sesuatu di tatapan matanya yang membuat jantungku berdegup lebih kencang dibandingkan biasanya. Tangannya terasa hangat di jemariku. Senyumannya mampu membuatku merasakan dunia berhenti seketika.
“Ehem....ehem..EHEM” sepupuku berdehem. Dia benar-benar tidak sensitif. Akhirnya aku terpaksa melepas jabatan tangan Fandy.
Aku mencubit lengan sepupuku berharap dia sadar untuk meninggalkan aku dan fandy. Lelaki tetaplah lelaki, tak terkecuali sepupuku. Dia asik mengajak ngobrol fandy.
“AW !!” sepupuku berteriak, aku menginjakan high-heel-ku tepat diatas sepatunya.
Aku tersenyum manis ke fandy seolah itu hanya ketidaksengajaan. Sepupuku masih saja tidak menyadari apa yang aku inginkan, dia terus saja mengobrol dengan fandy. Fandy sekali-kali melirikku dan tersenyum dalam obrolannya.
“apa kalian ingin minum? Aku haus..” aku berbicara seraya memberikan tatapan tajam ke sepupuku yang berarti loe-sanah-ambilin-gue-minum-karena-gue-pengen-ngobrol-dengan-fandy.
Akhirnya kepekaannya muncul, dia pergi ke meja yang penuh dengan makanan dan minuman. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan, aku mencoba sesantai mungkin degan fandy. Kami berbicara banyak hal, dari hobi sampai cerita-cerita yang memalukan. Dia banyak tertawa atas cerita gilaku dan aku menyukai caranya tertawa. Ketika tertawa, matanya akan menyipit, wajahnya memerah, giginya terlihat dan tangannya memegang perut.
Sepupuku menyenggol lenganku, dia memperlihatkan jam tangannya yang telah menunjukkan 00:00. Aku terbelak, aku berbicara berjam-jam dengan fandy tanpa rasa bosan. Aku harus pulang saat ini. Apa kalian pikir aku cinderella? Haruskah aku meninggalkan high heel-ku agar fandy ke rumahku dan memilihku sebagai mempelai wanitanya? Ok, Stop berkhayal!! Aku tidak se-klasik itu. Aku hanyalah anak kelas dua SMA yang harus pulang sebelum mama memecatku sebagai putrinya.

Sesampai dirumah, aku langsung lari kekamar. Menutup pintu, menggulungkan diri didalam selimut seraya menelungkapkan wajahku ke bantal, tidak lupa memeluk boneka beruang yang mulai kurus karena terlalu sering aku pukul ketika marah.
“Kyaaah....He’s so charming” aku berteriak didalam hati, aku tidak mau keluargaku mendobrak pintuku karena teriak-teriak di tengah malam.
Setelah puas melakukan ritual gulung-gulung di kasur. Aku duduk dan menatap boneka “Oh my God...aku belum punya nomor hp-nya. Aish...kamu kok gak ingetin aku” aku mulai mencubit pipi boneka beruangku.
Tak lama boneka beruangku menjadi pelampiasanku, aku mendengar hp dari tas, ada sebuah pesan masuk.

From : 0822 XXXXXX
Have nice dream, jangan lupa cuci muka sebelum bobo :)
Belum sempat memikirkan siapa pengirimnya, ada sebuah pesan masuk lagi.
From : 0822 XXXXXX
Ini bukan orang iseng. Ini fandy :)

Aku tidak tahu apa yang aku lakukan di hari yang lalu, kenapa Tuhan sangat baik padaku hari ini? Satu , aku dapat uang jajan seminggu milik sepupuku. Dua, aku dapat gebetan baru. Tiga, gebetan baru-ku berinisiatif menghubungiku duluan. What a lucky day, Olivia !!
Aku mencoba memainkan trik hard-to-get. Trik ini bersumber dari dua sahabatku, mereka selalu berhasil menggunakan trik ini. Trik ini gampang-gampang susah. Gampangnya adalah kamu cukup bersikap cuek dan tidak tertarik dengan gebetanmu, susahnya adalah kamu tidak boleh menghubungi duluan, mengajak jalan duluan dan terlalu sweet ke gebetan kamu.
Aku tidak pernah memainkan trik hard-to-get. Hal ini dikarenakan aku kira trik ini hanya bisa dimainkan bagi orang yang punya harga diri dan gengsi yang tinggi. Sedangkan, didalam kamus hidupku, “jika kamu menyukai orang, berusahalah sampai dia benar-benar lelah denganmu. Cinta harus diperjuangkan. Emansipasi wanita telah dikibarkan, woy!”  entah kenapa aku ingin sekali memainkan trik ini, mungkin karena pertama kalinya aku suka pada pandangan pertama. Aku biasanya menyukai cowok setelah pertemuan ketiga, jangan tanya kenapa, aku tidak punya alasan yang pasti.
Sesuai dengan trik ini, maka aku sok cold menjawabnya.
To : 0822 XXXXXX                                       
Oke. Nite.
...............................................................................................................................

September 2013
Kenapa orang membuang waktu untuk mendefiniskan cinta?
Cinta adalah cinta...berhentilah untuk mendefiniskan...
Cinta adalah cinta..rasakan dan pertahankan.

Setahun berlalu, aku menyerah untuk memainkan trik hard-to-get. Kepribadianku benar-benar tidak cocok, aku terbiasa menjalani semuanya tanpa harus sok-sokan keren dan misterius.  Sangat melelahkan memainkan peran yang tidak sesuai dengan karakterku.
“Hoy, 10 menit lagi keretanya dateng, come on” satu dari pencetus trik hard-to-get menyadarkanku dari lamunan.
Aku dan empat sahabatku berdiri dari tempat duduk. Kami berada stasiun karena tiga (termasuk aku) diantara kami harus merantau untuk bekerja dan kuliah di Jakarta, sedangkan dua lainnya kuliah di Yogyakarta dan Malang. Berhenti membicarakan sahabatku, nanti aku dikira germo yang sedang mempromosikan sahabatku..hahaha.

Perjalanan panjang ke Jakarta tak lantas membuatku lelah. Jika dua sahabatku sudah tertidur pulas, aku masih berkutik dengan hp-ku. Sejak aku mengatakan akan berangkat ke Jakarta, Fandy tak kunjung menghubungiku. Mungkin ada yang salah dengan keinginanku pergi? Aku kira tidak, Fandy 6 bulan yang lalu pergi ke Jakarta setelah mendapatkan gelar sarjananya. Hanya saja aku di Jakarta Utara, sedangkan dia bekerja di Jakarta Selatan.
“Halo...berhentilah menelponku!! Aku mau menyelesaikan novel-ku!”
Aku mendengus kesal, saat dia berhasil menyelesaikan menulis cerita entah cerpen, cerbung (cerita bersambung) atau novel, aku adalah orang yang pertama membaca. Untung saja ini bukan pertama kalinya dia menyebalkan seperti ini, jadi aku cukup kebal,
“Fandy belum membalas sms-ku dan telfonku tidak diangkat”.
“Loe kira gue itu baby sitter-nya fandy??!! Dut...dut....dut...” panggilan berakhir. Emang kampret ini sahabatku yang kuliah di Malang, orang lagi curhat malahan dimatiin telfonnya. Berhubung sahabatku ini udah pake “GUE-LOE” itu tandanya dia tidak mau diganggu sama sekali.
Aku memakai headset dan siap mendengarkan lagu mellow. Lalu ada pesan masuk.
From : My Cute Bestie
Fandy palingan lagi sibuk atau dia mau kasih kejutan. Tidur gih, perjalanan ke Jakarta masih lama, nanti kamu capek berlebihan dan ngorok.
Aku nyengir kuda membaca sms dari sahabatku yang penulis abal-abal itu. Gak akan ada deh yang meragukan dia adalah pencetus trik hard-to-get. Dia itu cuek tapi tetep perhatian..cielah promosi lagi...hahahaa.
Bukannya aku tidur, aku membangunkan kedua sahabatku dan membuat group chatt di facebook (ok, jaman SMA masih alay-alayan pake fb). Demi kebaikan masing-masing, maka aku akan menggunakan inisial, antara lain MCB (My Cute Bestie), MPB (My Pretty Bestie), MLB (My Lovely Bestie) and MFB (My Funny Bestie).
Me : Fandy belum menghubungiku L
MFB : lagi boker kali...
MPB : idiih jorok. Dia palingan udah dapet pacar baru.
MLB : idiiih jahat. Dia palingan udah lelah sama kamu.
MCB : idiiih...... (MCB meninggalkan ruang obrolan)
Me : Aku sedih..kalian tega sekali...
MFB : idiiih...... (MFB meninggalkan ruang obrolan)
MLB : idiiih...... (MLB meninggalkan ruang obrolan)
MPB : idiiih...... (MPB meninggalkan ruang obrolan)
Aku di bully lagi, aku sendirian lagi. Kedua sahabatku tidur lagi, sementara dua lainnya entah sedang apa.

Setelah aku dan kedua sahabatku sampai di stasiun kebayoran lama, kami siap-siap mencari taxi.
“Olivia....” aku membalikan badan. Sesosok lelaki yang aku rindukan telah berdiri di depanku, dia tersenyum, senyuman yang sama ketika pertama kali aku melihatnya.
Kalian berpikir aku akan berlari dan memeluknya,kan? Aku tidak seberani itu, bagaimanapun aku adalah orang Indonesia yang menghindari kontak fisik didepan umum. Jadi, aku cuman melambaikan tangan.
Sepanjang jalan dari stasiun ke kontrakan, aku mengobrol tanpa henti. Lalu aku mengingat perkataan MCB, “Fandy palingan lagi sibuk atau dia mau kasih kejutan”. Terkadang perkataan MCB sangat menakutkan karena terlalu tahu apa yang terjadi, coba saja dia tidak kuliah, mungkin aku akan mempromosikan dia sebagai dukun.
Aku menatap Fandy ketika berbicara, aku sangat nyaman dengannya. Saat aku sedih, Dia tak pernah memaksaku bercerita, dia hanya mengusap ramutku perlahan dan mengatakan “semua akan baik-baik saja”. Saat aku bahagia, dia ikut tersenyum bersamaku dan , “Aku senang melihatmu tersenyum”.
Fandy kembali menatapku, “Apa kamu capek?”
Aku menggelengkan kepalaku lalu melihat kedua sahabatku yang asik dengan hp-nya. Aku yakin mereka sedang mengabari gebetan masing-masing. Gebetan? Yup,, sebenarnya fandy juga belum memiliki status apapun denganku. Status fb-ku adalah complicated. Aku tidak tahu kenapa kami belum pacaran, yang pasti adalah dia belum mengatakan apapun terkait hal itu.
................................................................................................................................

September 2014
Aku dapat berbicara dengan semua orang,
Aku dapat menghabiskan waktu dengan semua orang,
Aku dapat menyentuh semua orang,
Namun aku hanya membutuhkan satu orang..
Satu orang untuk berbicara mengenai diriku dan hidupku,
Satu orang untuk menghabiskan seluruh waktuku,
Satu orang untuk menyentuhku,
Satu orang itu tak lain adalah Kamu

Jam di dinding telah menunjukkan 11:00, namun tak ada tanda-tanda Fandy ingin mengajakku keluar di Weekend kali ini. Aku memposting berbagai gambar dan status di seluruh media sosial-ku berharap dia memahami kode-kode yang aku berikan. Sejam berlalu, aku tak ingin weekend-ku terlihat seperti jomblo ngenes, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirim pesan singkat padanya.
To : Fandy
Apa kamu sibuk ? ayok jalan :)
From : Fandy
Besok aja. Kamu yang nentuin tempat main.
To : Fandy
Ok ;)

Aku paling benci menentukan tempat tujuan, aku sama sekali tidak ada ide. Aku harus memberdayakan sahabatku. Aku membuat chatt group.
Me : rekomendasi tempat kencan, please ;)
MCB : dimanapun tempatnya asal bersamamu #citcuiitUhuy
MFB : dimanapun tempatnya asal bukan pemakaman #R.I.P (Rest in Peace)
MPB : dimanapun tempatnya asal bukan di salon #cucokboook
MLB : dimanapun tempatnya asal bukan di kolong jembatan #modaldikit
Me : kapan waras??
MCB : kapan wisuda?
MPB : Kapan nyalon?
MFB : kapan gajian?
MLB : Kapan nikah?
Chatt group di hapus !!!!!
Sahabat adalah mereka yang selalu ada (ada untuk nge-bully) di saat kita butuh (butuh utang).

Minggu pagi datang, aku dan fandy hanya berjalan-jalan di Kampung Main Cipulir (KMC). Tidak berbeda dengan sebelumnya, kami mengobrol tanpa terikat tema. Hanya berbicara secara random dan berbagi keseharian selama satu minggu tidak bertemu.
Saat melihat kuda, aku berniat untuk mengajaknya naik kuda karena aku cukup lelah berjalan lama. Tiba-tiba teman-teman fandy datang dan menghancurkan niatanku. Segerombolan lelaki (sekitar 10 orang)  datang dan mengajak fandy untuk main flying fox, sedangkan aku hanya berpangku tangan di bawah pohon sambil melihat mereka bermain. Meski aku sempat kesal tetapi aku menjadi tahu sisi fandy lainnya yakni sikap dan gaya bicara didepan teman-temannya. Dia tidak berbeda dengan lelaki lainnya, konyol dan gila saat bersama temannya.
...................................................................................................................

September 2015
Lelaki itu menatapku dengan senyum yang indah
Lelaki itu memanggil namaku dengan nada halus
Lelaki itu memegang tanganku dengan erat
Lelaki itu memelukku dengan hangat
Namun lelaki itu bukanlah milikku

Minggu pagi yang menyegarkan, aku menghabiskan waktu dengan jogging di track area. Aku tak sendirian, fandy datang bersama adik dan teman perempuannya. Aku tidak tahu perempuan itu adalah pacar adiknya atau bukan, aku hanya tahu mereka bertiga sangat dekat. Dan perempuan itu cukup asik diajak bicara sehingga aku mudah akrab dengannya.
Selang satu jam lari-lari kecil. Kami memutuskan untuk di taman, duduk diatas rumput.
“Ini minum dulu...” Riko a.k.a adik fandy menawarkan sebotol air mineral.
Aku melirik fandy yang sedang minum tanpa reaksi. Setelah berbincang dan cukup istirahat, kami berniat untuk makan siang bersama. Aku hendak berdiri, kemudian ada uluran tangan. Aku langsung berdiri tanpa menerima uluran tangan yang ingin membantuku. Bukan tanpa alasan karena Riko yang mengulurkan tangannya, sedangkan fandy asik bermain handphone.

Saat makan siang di restauran terdekat, aku merasakan hal yang aneh lagi.
“Kamu mau pesan apa?” Riko bertanya sopan padaku.
Aku melirik fandy, lagi-lagi fandy sibuk dengan kegiatannya. Dia nampak membaca menu seperti membaca soal ujian nasional, fokus dan tidak tertarik dengan apa yang sedang aku lakukan.
“aku ngikut fandy aja deh...” aku menjawab sambil menendang kaki fandy. Fandy tetaplah fandy, dia cuman mengangguk dan memilihkan menu.
Kami asik mengobrol, Riko sangat pintar melawak, sedangkan teman perempuannya lebih suka diam dan hanya ikut tertawa. Aku dan Fandy tertawa hingga aku tak sengaja menyenggol gelas. Aku yang panik langsung jongkok untuk mengambil pecahan gelas, namun ada tangan yang mencegahku.
Aku tahu tangan itu, bukan tangan lelaki yang biasa memegang tanganku. “Mbak..maaf. bisa diganti minumnya?”  Riko berteriak ke waitress, ya benar, Riko yang membantuku kembali.
Wajah fandy sangat datar, aku tidak dapat membaca isi hatinya. aku tidak tahu apa yang terjadi dengan hari ini. Apakah Riko memang orang yang sangat baik? Atau Fandy yang tiba-tiba menjadi orang yang dingin dan cuek? Mulai saat itulah aku mulai goyah akan perasaan fandy untukku. Dan mulai saat itu, aku mulai gelisah mengenai hubunganku dan fandy.
.......................................................................................................................................

September 2016
Aku merelakan suaramu untuk tak lagi memanggilku
Aku merelakan tanganmu untuk tak lagi memegangku
Aku merelakan tubuhmu untuk tak lagi memeukku
Namun, aku meminta maf....
Aku meminta maaf karena belum berani berjanji
Sebuah janji untuk merelakan kamu dari hatiku

“kamu sangat cantik menggunakan gaun putih itu?” aku berdiri didepan gedung pernikahan dan Riko menyambutku dengan senyum.
“kamu benar-benar siap? Jika kamu ingin kabur, aku akan siap dibangku paling depan untuk menemani pelarianmu” Riko mencoba mengurangi nervous-ku.
Aku berdiri melewati kerumunan orang, aku duduk. Saat aku mulai tenang, lelaki yang aku cintai datang dengan tuxedo putih dan dasi kupu-kupu berwarna hitam, dia tampak gentle dengan tuxedo one button. Dia tersenyum ke arahku, sangat lebar dan masih mampu membuat hatiku berdegup, bahkan kakiku tak kuat untuk membantuku berdiri.

Aku duduk disana, di suatu kursi panjang putih didepan piano. Aku bermain piano sebagai hadiah terakhirku untuknya. Dia, lelaki pertama yang mampu membuatku bertahan pada satu perasaan. Dia, lelaki pertama yang mengajarkanku tentang keikhlasan. Dan dia, lelaki pertama yang tak pernah aku raih.

Tulisan ini adalah masa depan, hari ini belum september 2016. Hari ini masih 30 Juli 2016. Namun, hari ini aku menangis karena mendapat undanganmu karena aku tahu dia akan menikah di bulan september 2016 dan scene inilah yang akan terjadi di bulan septemberku.
Mungkin akan klasik ketika aku menyumpahi takdir yang mempermainkan kita. Mungkin akan dosa ketika aku lari padamu dan memintamu jangan memasuki gedung pernikahan. Mungkin kamu juga bersalah padaku karena tidak pernah memberikan kepastian padaku. Namun, yang pasti adalah aku yang bodoh, aku yang tidak pernah mengungkapkan perasaanku kepadamu, aku yang tidak pernah mencoba bertanya akan perasaanmu, aku yang tidak mengikatmu dengan kepastian.
 –Dari aku yang tidak mengungkapkan perasaanku hingga akhir-

Aku tak tahu harus menulis apa di bulan September mendatang. Aku tak tahu harus bagaimaan mengisi hari-hariku di bulan September mendatang. Aku tak tahu dengan siapa aku menghabiskan bulan September mendatang. Aku tak tahu masih mencintaimu atau tidak di bulan September mendatang. Aku tak tahu masih merindukanmu atau tidak bulan September mendatang. Namun satu yang aku tahu bahwa :
“Aku ingin, akan dan selalu merindukan september. I’ll longing for September.”

-END-



Jumat, 24 April 2015

BEAUTIFUL NOTE



If you fall in love, then love with passion,
If you fall out love, then be strong.
-Love is not Blind-
When you are in love, 
you can’t fall asleep because reality is better than your dream.
-Tea Time-
Writing is essentially saying :
“I have something I really want tell you, 
but I don’t want to be anywhere near you, or give you any opportunity to talk back.” That’s an introvert’s dream.
-Ken Dee-
Aku telah bernyanyi untukmu, tapi kau tidak juga menari.
Aku telah menangis didepanmu, tapi kau tidak juga mengerti.
Haruskah aku menangis sambil bernyanyi (??)
-Fairish-
The color of love is different, but it weights the same.
-Happy Together-
Cinta dan mimpi adalah mukjizat.
Mereka tak perlu didengar, diucapkan atau diterjemahkan.
-Hear Me-
People don’t sing because they’re pretty,
But singing is what makes people beautiful.
-Tiffany SNSD-

Untaian Kata - KHALIL GIBRAN



Aku telah melihat segala sesuatu yang terjadi dibawah mentari
Semuanya adalah kesombongan dan kegalauan jiwa
(Ecclesiastes)

“keabadian tak menyimpan apa-apa kecuali cinta karena cinta adalah keabadian itu sendiri”
(Dibawah mentari)

Dalam kegelapan diriku adalah bintang-gemintang yang menaburi perasaanku
(Wahai malam)

“Ruhku menasehati dan mengajariku tentang cinta. Cinta yang tumbuh diantar orang-orang yang membenci dan mengayomi diantara orang yang mencacimaki. Ruhku menunjukan kepadaku bahwa cinta hanya membanggakan dirinya sendiri dan tidak hanya pada sesorang yang mencintai akan tetapi juga pada seseorang kekasih.”
(Nasihat Ruhku)

Kemarin kami adalah buah pikiran yang bisu, tersembunyi dalam sudut-sudut pelupaan. Hari ini kami adalah sebuah suara keras yang dapat membuat cakrawala menggema.

(Putera Sang Dewi)

Sabtu, 29 Maret 2014

El Ocean HUMORIC


El Ocean HUMORIC
Malam bertabur bintang bersambut hari terindah bagi cowok ini, dia masih mengusap-usap mukanya, detak jantungnya berdetak lebih keras dibandingkan biasanya. Dia klik terus dan membuka terus satu link yang sama, dia masih tak percaya, lidahnya berkelut.
“huuuuuuuuuuuu........”dia menghela nafas dan berharap dia tak salah baca.
50 besar seleksi double couple dance
By Little romantic dance competition
Dia klik link diatas, dengan sabar dia baca satu persatu
21. himeros Troy dance
“aku tak salah baca, oh God, thanks..” dia tersenyum.
*****
            di sudut kantin kampus..
“aku nggak bohong, Gea..” Mencoba meyakinkan.
“Cronus, jangan asal ngomong deh, video kita kan acak-acakan banget, kemarin aku lihat list aja yang ikut keren-keren banget, kamu tahu lha ini tingkat international, jadi please yah nggak usah asal...” hera tak percaya.
Cronus memandang Ares, berharap dia mempercayainya.
“kenapa?baiklah kenapa kita tak mencoba buka situsnya?” ares membuka Laptop.
Dengan hati-hati, mereka mencoba meng-klik link yang sama, lalu duuuuuuuuar...hati mereka bergemuruh.
“oh dear, iam sorry, you are true” Gea memeluk Cronus.
Ares Cuma nyengir nggak jelas, hera memandang tiga rekannya, dia pergi dan masih tak percaya.
“heraaaaaa...”teriak Ares.
Cronus mendorong Ares seakan menyimbolkan pergilah,kejar Hera.
*******
“Haruskah aku mengatakan iya kalau dia selalu menang dariku?benarkah aku mulai mengakui dia terlahir sebagai pemenang?kenapa aku harus iri padanya?oh Noo...........” umpat hera.
Hera tak sadar, ares berlari mengejarnya, hingga terdengar suara bruuuuuuuuuuuuuk...............
Hera membalikan badan, menyiripkan matanya, dia lihat ares tergeletak dan memegang kakinya.
“kamu jalannya cepet banget, sih?” rengek Ares ketika hera mendekat.
Hera memapah Ares “jadi cowok yang cool, nggak usah cengeng,”
Ares yang dikatain begitu hanya bisa diam aja dan ngedumel dalam hati.
********
Malam datang lebih cepat, Gea memegang sebuah benda berbentu bintang disertai lingkaran bergambar naga berlilitkan rantai, pemberian grandmanya sebulan yang lalu sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Dia merasa aneh, kata grandma benda itu hanya  bisa digunakan untuk pertama dan terakhir hingga ada penerus generasi berikutnya, bendanya harus disambungkan dengan benda lain agar berfungsi.
“kenapa harus Gea?” lirih gea.
Kleeeeeeerk...pintu kamarnya terbuka dan Gea langsung menyembunyikan bintang itu di bawah bantal.
“apa Mom menganggumu?” tanya Mommy-nya Gea.
Gea menggelengkan kepalanya, mommy duduk disamping Gea. Mom mengelus rambut Gea perlahan, sentuhan kasih sayang selalu takut akan hilang ketika Mom berniat menikah kembali.
“mom, nggak akan menikah lagi,kan?”jujur gea.
Mommy hanya tersenyum karena ini bukanlah pertama kali Gea mempertanyakannya “Gea, kalau gea bisa jalan dengan Cronus kemanapun dan kapanpun, apa yang gea rasakan?”
“ya bahagialah Mom,,kenapa?” polos Gea.
“berarti Mom nggak boleh bahagia?” Mommy gea mulai menyisir rambut Gea yang cukup panjang dengan warna pirang itu.
Gea menghentikan Mommy yang menyisir rambutnya, dia memeluk mom “maafin Gea tapi, gea takut kalau mommy jadi nggak sayang sama Gea dan mommy kan cerita kalau orang yang deket dengan mommy mempunyai anak yang sama besarnya dengan Gea”
“baiklah sayang, tidur dulu sanah, nice dream..” mommy keluar dari kamar Gea.
************
Sepulang kuliah, Ares,Cronus, Hera dan Gea melesat ke rumah Hera untuk membicarakan video seleksi selanjutnya. Competition online ini di sponsori oleh sebuah organisasi dance international, mengusung tema romantic, personelnya min.4 dan max.8 0rang, harus berpasangan, beruntung mereka adalah dua pasang kekasih dan sahabat baik. Jadi,tak masalah bagi mereka.
“di video untuk 10 besar, nggak ada center dance-nya lagi kan?” tanya hera.
Ares membaca persyaratan seleksi selanjutnya “tidak ada, tapi ini dituliskan couple interest, apakah artinya harus ada pasangan yang menari jadi inti?”
Hera yang mendengarnya sangat eneg, dia tahu sekali pasti yang jadi couple interest tuh Cronus dan gea, dirinya dan ares pasti jadi dance pendukung, teringat banget video pertama yang jadi dancer center itu Gea, dulu Hera yang memberi ide untuk tema mahadewi tapi,yang terpilih jadi mahadewi justru Gea. Hera puura-pura ke dapur agar teman-temannya tak melihat reaksi iri dari wajahnya.
“Hmm,,kamu sama Hera ajah yang jadi couple interestnya, aku  udah pernah, dan aku yakin Cronus jua nggak keberatan,kan?” manja gea memandang Cronus.
Cronus hanya mengangguk. Ares senang tapi,cukup ragu. Untuk dance dansa biasa saja Hera cukup tak mau disentuh olehnya bagaimana kalau Couple interest?
Hera membawa minuman dan makanan kecil “kalau soal lokasi masih jadi penilaian utama tidak?”
“iya lhoo”jawab Gea.
Ares ingin menanyakan pendapat hera tentang Couple interest “Hera, kalau couple interestnya nanti yang jadi pelakunya....”
“siang anak-anak..”ayah Hera datang dan memotong pembicaraan Ares.
“siaaaaang...”
“tadi om denger kalian bahas tempat, bagaimana kalau di Oceanus Homeric?” ide Ayah Hera.
“setujuuuuuu,,,”teriak mereka.
******
Gea menyiapkan ranselnya untuk perjalanan ke Ocean Humoric, lautan lepas yang sisinya mempunyai tepi beralaskan pasir putih dan cahaya malam yang sempurna, legenda homeric yang terkenal itu menggambarkan kekuatan laut dan keirian cinta. Banyak pengunjung datang hanya untuk merasakan kesejukan dan suasana laut yang penuh dengan legenda.
“Gea mau kemana?”tanya Mommy sambil membawa baki berisi kue rodele la chocolato.
Gea menutup tasnya “Mom, gea mau ambil video di Ocean Humoric untuk video dance Gea. Boleh ya Mom,pleaseeeeee”
Mommy gea kaget “tidaak Gea, sejak daddy meninggal atas trgedi di Ocean Humoric, kamu tahu Mommy menjadi trauma dan tak menginginkan orang terdekat mommy ke sana lagi, tidaak gea,,pokoknya tidak!!!”
Jebreeeeeeed.......mommy menutup pintu dan mengunci gea.
“mommmmmmmm...jangan gini dong, gea Cuma dua malam koq di sanah,, mommy,,,,dugdudgdududg” Gea menggedor pintu.
Gea menangis, dia melihat foto keluarganya ketika grandma dan Daddy masih hidup, foto di Ocean Humoric adalah terakhir kebersamaan mereka.
5 tahun yang lalu, Gea sekeluarga berlibur di Ocean Humoric, mereka menginap di salah satu hotel dekat laut. Mereka menggunakan perahu untuk sampai di salah satu pulau kecil ditengah lautan yang menurut kabar ada bangunan peninggalan Dewa Zeus untuk Dewi Aphrodite sebagai simbol bahwa Dewi Aphrodite adalah dewi cinta dan keindahan. Namun, setelah sampai justru Daddy hilang ketika beliau ingin mencari penjaga pulau tersebut dan ketika pulang, Gea, Mommy dan Grandmanya, justru grandmanya menghembuskan nafas terkhir karena tak kuat dengan angin laut. Meski malam, tanpa cahaya, Gea dan Mommy terus menyetir perahu, beruntung langit bersama sang bintang seolah membentuk rasi bintang yang mengarah ke tepi laut, dengan tangis mereka karena kehilangan Daddy dan grandma. Ketika mommy mengendalikan perahu itulah, Grandma memberikan kunci berbentuk bintang pada Gea.
Gea semakin terisak, sebenarnya dia memang agak trauma tapi,selain untuk video dance ini, gea berharap dapat menemukan Daddy dipulau kecil itu dengan petunjuk kunci berbentuk bintang yang diberikan Grandma.
“haloo Cronus, jangan jemput aku besok” tangis Gea.
“kamu kenapa?”panik Cronus.
Gea mengusap wajahnya dengan tissue “jemput aku tengah malam”
Cronus yang semakin bingung hanya bisa mengatakan iya.
*******

Barang-barang tlah dimasukan dalam bagasi mobil, semuanya tlah berdoa agar diberi keselamatan dalam perjalanan hingga pulang, Ares duduk dibelakang bersama gea dan Cronus, hera duduk disamping ayahnya karena ayahnya yang akan mengantar mereka ke ocean Humoric.
“cronus, bisakah kau menggantikan om?om harus membantu teman om yang anaknya kabur dari rumah” pinta Ayahnya Hera.
Cronus dan Gea bertatatapan, mereka seolah mempertanyakan hal yang sama apakah teman dekat ayahnya hera adalah mommy-nya Gea?

L’amour n’est pas pour i’amour de dieu grec (CINTAKU BUKAN DEMI DEWA YUNAN)

Shifa, Difa dan Lifia menyandarkan punggungnya di tembok belakang kost’n mereka yang hanya di sinari lampu 5 watt malahan terkadang mati total. Pada siang hari ini seperti hari minggu ini adalah adat biasa mereka yaitu mengarang sebuah karya sastra modern berupa novel,cerpen, maupun lainnya. Di tempat sempit berukuran 3mx10m ini mampu menuangkan inspirasi mereka, begitu sunyi dan tenang hingga mereka mampu menghabiskan waktu hingga tak disangka.

Haluan ketiga remaja ini memanglah berbeda, Shifa lebih suka menggoreskan tinta-tinta makna kehidupan motivasi dalam karya sastra, Difa selalu menuliskan apapun yang di lihatnya bahkan dia melihat kecoa lewat ajah mampu dia tuliskan sebuah fabel, dan Lifia mengutamakan batinnya dalam menyoret karyanya. Namun,,jangan salah perbedaan inilah yang membuat mereka menyatu, sudah banyak novel yang mereka terbitkan dengan metode duet, hasilnya?it is amazing. Hampir seisi kampus mengenal mereka karena karya-karya mereka. authrioFia adalah sebutan mereka yang kepanjangannya adalah Author Tiga Fia....
Beberapa novel duet Authrofia :
-     Jomblo Duren ( Empang sang wanitaku)
Novel ini bergenre comedy classic, dimana para tokohnya dengan nama berbau jaman penjajah. Inti dari novel ini adalah seorang lelaki yang superOon. Sebut saja lelaki itu dengan Gendles (bukan Dendles lho),kisahnya dimulai dengan Gendles mencintai seorang anak pemilik empang, kekonyolan hadir karena perjuangan Gandles tuk mendapatkan hati sang wanita yang di sukai seperti apa yang di kehendaki ayah dari wanita tersebut dan banyaknya karakter-karakter tokoh yang pasti membuat perut semua orang tertawa. Bahkan seorang ibu yang hamil 9bulan 10hari pun pasti langsung melahirkan.hehehe
-     Sunrise the flowers
Kisah ini diangkat dari kisah realita seorang Dosen yang pernah mengajari mereka dalam berkarya. Banyak nilai edukasi dalam novel ini,,kisah perjuangan seorang anak miskin yang selalu di caci bahkan di tinggal orangtuanya di sebuah kereta api karena orang tuanya tidak lagi mampu membiayainya. Beribu tissu pasti akan anda butuhkan jika anda membaca novel mereka ini. Ending dari novel ini adalah perubahan nasib anak yang selalu di anggap sial ini menjadi gadis cantik yang di incar oleh siapapun Dan gadis cantik tersebut menjadi seorang akademisi yang supergenius.
-     Embun dunia maya
Sebuah penggabungan yang sangat cocok dari aliran authrioFia yang berbeda. Kisah cinta yang begitu semerbak penuh tragedi, khayalan, dan jeritan kasih sayang. Siapapun akan tergugah hatinya jikalau membaca novel ini. Dengan pengguanaan kalimat romantis dan penyisipan bahasa eropa membuat novel ini semakin hidup. Embun tidaklah hidup maupun mati tapi dia hadir dikalau kau mampu meresapinya (puisi yang terdapat dalam novel tersebut).
..................

“perasaan kita belum pernah duet untuk novel berbau mistic dech..”ucap shifa.
“tapi,,masing-masing dari kita kan udah pernah terbitin cerpen-cerpen horor tahu!!” jawab Lifia.
“udahlah nggak usah berantem..kita selesaian ajah yang udah di prepare-in..” Difa melerai.
Shifa menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
“kenapa???jangan bilang 5jam nongkrong disini loe belum dapet apa-apa!!” selidik Difa pada Shifa.
Shifa Cuma cengar-cengir nggak jelas. Livia ikutan latah dengan menggeleng-geleng kepalanya.
Suasana hening kembali. Semuanya tertuju pada laptop masing-masing.
“wooyy malahan online, emang loe udah selesaian cerpen buat koran harian Indonesia Jaya” tanya difa.
“hlaaa...bosen plend...udah nggak ada inspirasi. Mungkin ajah dengan OL gue bisa dapat ilham buat nulis” Ngeles Shifa.
Shifa yang notebene-nya suka menulis cerpen edukasi membuat sebuah perusahaan koran menunjuk dia tuk menjadi karyawan tetap dalam membuat cerpen edukasi dan menyaring karya-karya yang masuk dalam perusahaan tersebut.
“loe ngapain Li..koq serius banget” Shifa penasaran dan mendekati Livia.
Shifia mendekatkan matanya pada monitor laptop Livia. Shifa tampak bingung.
“iih mending gue online terus browsing..daripada ne limpiung Cuma buka latop bahkan nggak di ON-in. Jangan-jangan loe setres ya coz kita kan tiap minggu disini padahal remaja seumur-an kita biasanya nongkrong di mall.” Shifa menunjuk-nunjuk ke wajah Livia.
Tiba-tiba Livia berdiri. Laptopnya kini udah standbby di tasnya dan tlah di gendongnya.
“skiped or stoped” livia bercak pinggang.
“maksud loe apa my limpiung sayang??” Difa nggak ngerti. Limpiung adalah panggilan Livia.
“nggak usah blaga cuek dech. Gue udah tahu rencana loe” aneh livia sembari melirik Shifa.
“napa loe???maksud loe apa??nggak usah nyolot loe?” shifa berdiri dan ikutan bercak pinggang.
“hey..perasaan kalian berantem mulu. Apa sich yang kalian rebutkan?cowok?” Lerai Difa.
Ketika ketiganya berdiri dan saling berhadapan justru Livia mengeluarkan perkataan.
“Shifa balikan ama Firman lho...kemarin mojok di perpustakan.ahay m2m” Livia membalikan badan dan berlari.
“sumpah loe..waw it’s magic”ujar Difa ikut ngece.
“Dimplung....Limpiung..awas yua kalian” teriak Shifa. Persahabatan mereka lebih suka di panggil telimpung yaitu Telu Lempung(bahasa ngoko jawa) yang berarti tiga lapisan tanah yang berbeda namun,menjadi kuat dan berguna ketika bersatu.
..............
“hmm...sorry nggak sengaja nabrak coz lagi buru-buru neh” Firman merapikan buku shifa yang jatuh karena Firman berlari dan menabraknya.
“koq loe dari arah fakultas kedokteran sich??bukannya loe anak bahasa??” tanya shifa.
“hah???nggak penting!!!” Firman mendadak sewot.
Firman langsung berlari seperti di kejar-kejar sesuatu. Shifa hanya bengong liat kelakuan mantannya yang semakin aneh.
“cieee....sampe bengong ngeliatin sang mantan.ahaha” Livia muncul di belakang Shifa.
“loe...mikirnya gitu mulu, nggak asik dech. Tahu nggak Li,,koq dia makin aneh ajah ya..semenjak orangtuanya meninggal. Aku begitu ingin menemani kesedihannya malahan di putusin” curcol Shifa.
“mungkin dia mempunyai suatu alasan yang belum bisa di katakan ke Loe “ Livia merangkul bahu sahabatnya itu.
“maybe,,i think that so may be....”belum kelar ucapan shifa.
“eeeeeeemmmm.......” seperti biasa yang memotong Difa. Nggak tahu dari mana wujudnya udah ada di samping Shifa dan Livia.
“aaah reseh loe...ke kantin aja yukzz” ajak Shifa.
Mereka melupakan sejenak tentang keanehan Firman. Hp Shifa berbunyi.
“guys..kalian ke kantin dulu,,gue mau ke rektor bentar” ucap shifa.
Difa dan livia mengangguk.
Kaki shifa melangkah dan kaki kirinya terasa ada yang menempel di sepatunya. Shifa menunduk ke bawah. Dilihatnya kertas dengan bahasa Perancis.
“udah tulisan pake bahasa yang nggak ke baca..acara font color warna merah lagi..tapi,,hebat juga print’nya soalnya warna merahnya persis banget darah” shifa ngedumel.
Perasaan shifa mulai nggak enak. Shifa membalikan badan dan berharap yang terasa ada yang lewat itu adalah mahasiswa lain. Tak di dapati seorang pun di sana..shifa merasa ada sesosok di sampingnya. Dia menoleh..dilihatnya bayangan yang sangat besar. Dia memincingkan matanya ke arah belakang...ada bayangan dirinya.
“lalu..bayangan yang sangat besar itu apa??perasaan nggak ada orang di sini selain gue dech!!”pikir shifa.
Tiba-tiba Tangan shifa di tarik oleh seseorang. Shifa ingin menolak tapi,kekuatannya tak sebesar tangan yang menariknya. Shifa mengikuti cepatnya langkah yang menarik tangannya itu. Meskipun terpuncal-puncal tapi,,shifa tetap ikut. Hingga akhirnya shifa lelah.
“stoooooooooop!!!!!!!!!!!!!!!mau dibawa kemana gue.kasar banget sich loe!!”bentak shifa.
“kembaliin kertas gue..nggak usah hadir dalam hidup gue lagi. Ngerti loe!!” jawab penarik itu.
Shifa menyerahkan kertasnya, tanpa berterimakasih penarik tersebut langsung pergi meninggalkan shifa dalam kebingungan.
...........
“guys..mau bantu gue nggak??”tanya shifa.
“bantuin apaan??”kompak difa dan livia.
Shifa menceritakan segala kepenasarannya dan strategi dektetifnya itu.
“aaah ogah ah...”tolak Difa.
“plizz donx..loe kan anak bahasa pasti loe ngerti kata bahasa Perancis”rayu shifa.
“hmm..tapi,,gue punya firasat nggak enak lho guys”tambah livia.
“kalian nggak mau kan lihat gue frustasi karena hal itu” rengek shifa.
Livia dan Difa nggak tega liat shifa sampai minta segitunya. Shifa yang biasanya minta dengan blak-blakan dan nggak pake merengek...terlihat berbanding terbalik dengan permintaannya kali ini. Mereka akhirnya bersepakatan untuk menuruti keinginan shifa.
...........
“lho perasaan kamu tabrakannya ama Firman dech..koq yang minta kertas itu si Eza sich. Hmm,,ada yang ganjal nech” Difa merumuskan masalah.
“perasaan gue mengatakan bahwa ada sesuatu di antara mereka” Livia mulai bicara.
Shifa hanya menggeleng-geleng nggak ngerti. Shifa melihat seluruh sudut kantin.
“guys,,itu Firman” tunjuk shifa.
Mereka beertiga serentak memandang Firman. Dari fisik Firman terlihat matanya sangat sayup dan menampakan kelelahan. Firman juga mempunyai mata merah sejak dahulu. Shifa memang pernah menanyakannya namun,firman selalu menjawab dengan tatapan hangat dan senyuman hingga shifa sadari tak perlu lagi menanyakan hal itu.
“guys..firman ke arah fakultas kedokteraan kayanya” ujar livia.
“kita nggak usah buntuti dia bareng-bareng” lugas shifa.
Difa dan livia melihat shifa dengan tatapan aneh. Shifa membagi tugas.
“key..gue ngerti” livia pergi.
“ gue jua” difa pergi.
.......
Di ruang fakultas kedokteran
“loe ngapain ke kelas gue..pengen jadi dokter nggak kesampaian yua??” celetuk livia.
Firman nampak kaget. Dia tak menjawab sepatah katapun. Dia malahan berlari.
“iiuh aneh banget..perasaan dulu tuh anak welcome banget dech. Mentang-mentang udah putus ama shifa eeh malahan musuhin gue jua.” Gumam livia.

Di ruang fakultas bahasa dalam waktu yang sama
“loe tukeran posisi ama Firman apa??loe yang jadi anak bahasa terus Firman jadi anak kedokteran??tapi,,ngapain pake acara ngumpet segala..kaya kucing nyari tikus ajah” cerwet Difa.
“firman ke kelas gue??”tanya Eza.
Difa hanya menggangguk.
“brengsek!!!” tangan eza menggenggam dan menjotosi tangannya sendiri.
“kenapa???”tanya Difa.
“nggak apa..thank. eapz,,tolong bilangin ke Shifa..kalau dulu gue deketin dia karena dia pacarnya Firman.”akhiri Eza.
................
Di kos’n livia dan difa mulai melaporkan pengintaiannya pada shifa.
“huuh....gitu. tapi,,gue masih penasaran dengan arti yang dikertas itu” ucap shifa.
Hp shifa berdering..
“haloow.. tumben telfon.. ouwh.. udah diminta Eza kemarin lusa” nada shifa datar.
Shifa menutup telfonnya.
“siapa??”tanya difa.
“Firman...dia Cuma tanya kertas itu...kayanya kertas itu mengandung makna sesuatu antara eza dan Firman dech” papar shifa.
Hp shifa bergetar kembali. Di dapati sms dari Eza.
Loe pengend tahu semuanya kan??antara gue dan firman. Jam 12malam kurang sepuluh menit gue tunggu loe di depan lapangan basket kampus
Shifa bingung harus membalas apa..dia bertanya pada dua sahabatnya itu.
“gue pasti dateng!!”tegas shifa.
“gila loe. Pokoknya loe nggak boleh dateng.” Larang livia.
Hp shifa bergetar kembali.
Loe harus dateng sendirian dan pastiin loe nggak bawa seorang pun
“keeyy loe boleh pergi tapi,kami ikut. Minimal kami buntutin loe sampe gerbang kampus. Kami takut loe kenapa-kenapa” ucap difa.
“nggak..gue harus sendirian”shifa bersikeras.

Jam menunjukan setengah 12...