Materi dibawah ini dapat didownload disini : PERSPEKTIF DAN TEORI KOMUNIKASI POLITIK (klik for download).
Komunikasi
Politik adalah Proses penyampaian suatu pesan dari seseorang kepada orang lain
untuk memberi tahu, merubah sikap, pendapat dan perilaku secara langsung maupun
tidak langsung melalui lisan atau media. Komunikasi politik bersifat Ubiquitos yang berarti komunikasi dan
politik serbahadir dimanapun dan kapanpun.
A.
PERSPEKTIF
DAN MODEL KOMUNIKASI POLITIK
1. Dari Paradigma ke Perspektif
Robert Frederich
mengemukakan bahwa paradigma adalah apa yang menadi persoalan (subject matter) yang semestinya
dipelajari. Sedangkan menurut Thomas Khun (1974), perkembangan ilmu pengetahuan
bukan terjadi secara kumulatif, tetapi terjadi revolusi. Ilmu pengetahuan yang
terperangkap didalam paradigm tunggal dan tidak lebih maju adalah suatu
kesalahan serius. Suatu paradigm mengandung kerangka khusus dari mana dunia
dipandang dan dijabarkan serta mengandung seperangkat teknik eksperimen dan
teoritis sehingga tidak ada alasan apriori untuk mengharapkan bahwa suatu paradigm
bersifat sempurna. Sebagai konsuekensinya, ilmu harus mengandung didalam
dirinya cara untuk mendobrak keluar dari suatu paradigma ke dalam paradigma
lain yang lebih baik. Inilah fungsi revolusi.
B.Aubrey Fisher (pakar
ilmu komunikasi terkenal) tidak menggunakan istilah paradigma, melainkan istilah perspektif.
Alasan fisher karena menurut pendapatnya istilah paradigma mencegah penggunaan
yang netral. Namun apa yang dimaksud dengan paradigma itu kurang lebih sama
dengan perspektif. Menurut fisher, Perspektif
adalah pandangan yang realistis, tidak mungkin lengkap, sebab pasti sebagian
fenomena yang sedang dilihat itu hilang dan lainnya mengalami distrosi.
2. Perspektif dan Model Mekanistis
Perspektif mekanistis
merupakan model yang paling lama dan paling banyak dianut sampai sekarang
sehingga pengaruh model ini sangat kuat dan meluas. ciri-cirinya adalah :
-
Komponen terdiri dari sumber, penerima,
salurdan dan pesan/umpan balik/efek.
-
Titik berat kajian komunikasi pada efek
(cara berpikir sebab-akibat).
-
Ekstensi empiric (lokus) terletak pada
saluran.
-
Idealisme yang menggambarkan urutan
temporer dalam peristiwa pada sistem tertutup.
-
Fisher menggambarkan model ini sebagai
ban berjalan atau dinyatakan menjadi (dari…ke…).
-
Proses mekanis artinya komunikasi
terdapat sesuatu (pesan) mengalir melintasi ruang dan waktu dari satu titik
(sumber/penerima) ke titik yang lain (sumber/penerima) secara simultan.
-
Prinsipnya adalah efek bisa
diprediksikan, bisa diciptakan (direkayasa) dengan menghilangkan kendala atau
rintangan yang mungkin terjadi melalui rencana pada awal.
Model mekanistis yang diterapkan
dikomunikasi politik akan menunjukkan bahwa komponennya berupa komunikator
politik, pesan politik, media politik, khayalak politik dan efek politik. Betitik
tolak pada pesan sebagai objek formal dari ilmu komunikasi politik, Bell
menyebutkan bahwa komunikasi politik itu pembicaraan tentang kepentingan
politik yaitu pembicaraan kekuasaan, pembicaraan pengaruh dan pembicaraan
otoritas. Nimmo juga menambahkan satu pembicaraan yang bermakna politik yaitu
pembicaraan tentang konflik. Pembicaraan tentang politik itu kemudian dikaji
dalam kerangka mekanistis, yaitu siapa yang berbicara, kepada siapa, melalui
saluran apa dan bagaimana efeknya.
3. Perspektif dan Model Psikologi
Perspektif psikologis
mengkonseptualisasikan komunikasi sebagai penerimaan dan pengelolaan informasi
pada individu. Berikut adalah ciri-ciri perspektif psikologi :
-
Terpusat pada diri individu.
-
Efektif atau cocok untuk mempengaruhi
para tokoh.
-
Proses informasi internal atau khusus
melalui bicara empat mata (tatap muka).
-
Komponen komunikasi berupa stimulant atau
respon.
-
Ekstensi empiric (lokus) terletak pada
diri individu yang disebut filter konseptual. Filter ini tidak dapat diminati
langsung, namun sangat mempengaruhi setiap peristiwa komunikasi.
Filter konseptual
digambarkan sebagai sikap, keyakinan, motif, dorongan, citra, konsep diri,
tanggapan dan persepsi yang dapat menjadi pangkal atau sebaliknya dari
rangsangan yang menyentuh individu. Demikian juga dikaitkan dengan komunikasi
politik, maka filternya tentang studi persepsi politik, citra diri khayalay
politik, penolakan konsep politik, dan perubahan pola pikir. Berhubung unsur pengendalian
pada kesadaran aku atau filter konseptual pada informasi yang diproses,
kemampuan konseptual komunikator untuk mengontrol komunikasi menjadi sangat
terbatas. Namun, tingkat impersonal (komunikasi yang berjalan dalam diri
individu) sebenarnya menjadi serba kuasa.
4. Perspektif Interaksional
Dalam perspektif
interaksional, menurut Fisher komunikasi dikonseptualisasi sebagai interaksi
manusiawi pada masing-masing individu. Sedangkan Blumer mengemukakan ada tiga
buah “premis sederhana” yang menjadi interaksionisme simbolis, yaitu :
a. Manusia
bertindak terhadap hal-hal atas dasar makna yang dimiliki oleh hal-hal
tersebut.
b. Makna
itu berkaitan langsung dengan ‘interaksi social yang dilakukan seseorang dengan
teman-temannya”.
c. Makna
ini diciptakan, dipertahankan dan diubah melalui “proses penafsiran yang
dipergunakan oleh orang tersebut dalam berhubungan dengan dua karakteristik
yang penting.
Ekstensi empiris
(lokus) dari perspektif ini adalah pola perilaku yang berurutan sehingga
komponennya meliputi pola, interaksi, struktur dan fungsi. Komponen komunikasinya
yaitu peran, orientasi, keselarasan, konsep budaya dan adaptasi. Titik berat
atau focus pengkajian dan penelitian adalah pada perilaku interaktif. Karakteristik
utama paradigma interksionalisme adalah penonjolan nilai individu diatas segala
pengaruh yang lainnya. Paradigma ini sangat
menekankan factor manusiawi sehingga sangat relevan diterapkan dalam komunikasi
politik yang demokratis.
5. Perspektif Pragmatis
Model pragmatis menurut
Fisher mengamati tindakan atau perilaku yang berurutan dalam konteks waktu
dalam sistem social. Tindakan atau pengamatan tersebut dapat berupa ucapan,
tindakan, atau perilaku. Berikut adalah cirri-ciri perspektif pragmatis.
-
Titik berat pengkajiannya adalah
tindakan, khususnya tindakan social atau tindakan bersama.
-
Lokusnya terletak pada tindakan yang
berurutan.
-
Informasi bukan diartikan sebagai pesan,
melainkan informasi hanya ada dalam bentuk jumlah atau kemungkinan.
-
Komponen berupa pola interaksi, fase,
siklus, sistem, strktur dan fungsi.
-
Berkomunikasi adalah berperilaku
(komunikasi = perilaku atau tindakan).
-
Aplikasinya dalam bentuk komunikasi nonverbal.
-
Dikenalnya konsep ‘kejutan’. Kejutan adalah
pola perilaku atau tindakan dapat saja tiba-tiba berubah sehingga terjadi
perilaku diluar pola.
B.
TEORI
KOMUNIKASI POLITIK
Teori dapat diartikan
sebagai sejumlah gagasan yang status dan asalnya bervariasi dan dapat dipakai
untuk menjelaskan atau menafsirkan fenomena.
1. Teori Jarum Hipodermik